SIDOARJO – Angka kecelakaan
lalu lintas di wilayah
Sidoarjo saat digelar
Operasi Zebra Semeru
2012 mulai 28 November
hingga 11 Desember mengalami
penurunan. Namun,
jika dijumlah total
jumlah kecelakaan selama
setahun, justru angkanya
naik, bahkan kenaikan ini
sampai tiga kali lipat.
Hingga Desember 2012,
Satlantas Polres Sidoarjo
mencatat ada 1.280 kasus
kecelakaan. Dari jumlah
tersebut, 287 korban meninggal
dunia, 74 korban
luka berat, dan 1.483 luka
ringan dengan kerugian
material sekitar Rp 1,3
miliar. Sementara itu, pada
2011 lalu, tercatat sebanyak
539 kasus kecelakaan
yakni 172 korban meninggal
dunia, 102 luka berat,
539 luka ringan, dan kerugian
material Rp 687.-
470.000. Kasat Lantas Polres Sidoarjo
AKP Fahri Anggia Natua Siregar
mengakui peningkatan jumlah
kecelakaan ini. Peningkatan
ini diakibatkan semakin banyaknya
jumlah motor yang
melintas di Kota Delta. “Jika dibandingkan
dengan wilayah dan
jumlah motor yang sedikit, pasti
kecelakaannya ya sedikit,”
ujarnya.
Dia menambahkan, pertumbuhan
kendaraan di Sidoarjo cukup
signifikan. Setiap bulan,
ada sekitar 7 ribu kendaraan baru,
baik roda dua maupun roda
empat. Jika dikalkulasikan
dalam setahun, di Sidoarjo, penambahan
kendaraan mencapai
100 ribu unit. “Banyaknya kendaraan
memang sangat berpengaruh
besar pada intensitas
kecelakaan,” jelasnya.
Untuk meminimalisasi tingkat
kecelakaan tersebut, kata
Fahri, Satlantas sebenarnya
telah melakukan upaya untuk
menekan angka kecelakaan.
Upaya itu dilakukan dengan
menggandeng siswa dan
mahasiswa untuk sosialisasi
dan kampanye tertib lalu
lintas. “Sopir angkutan
umum juga diajak untuk
berkontribusi tertib berlalu
lintas,” papar dia.
Ia menyebutkan, di Sidoarjo,
ada sejumlah titik yang menjadi
jalur tengkorak karena
rawan terjadi kecelakaan. Di
antaranya, kawasan Trosobo,
Taman, Balongbendo, sampai
Tarik. Karena padat akan
pengguna jalan, kawasan tersebut
memang menjadi titik
yang rawan terjadi kecelakaan.
Termasuk kawasan
Lingkar Timur yang saat ini
menjadi sorotan karena memang
kerap terjadi kecelakaan.
lalu lintas di wilayah
Sidoarjo saat digelar
Operasi Zebra Semeru
2012 mulai 28 November
hingga 11 Desember mengalami
penurunan. Namun,
jika dijumlah total
jumlah kecelakaan selama
setahun, justru angkanya
naik, bahkan kenaikan ini
sampai tiga kali lipat.
Hingga Desember 2012,
Satlantas Polres Sidoarjo
mencatat ada 1.280 kasus
kecelakaan. Dari jumlah
tersebut, 287 korban meninggal
dunia, 74 korban
luka berat, dan 1.483 luka
ringan dengan kerugian
material sekitar Rp 1,3
miliar. Sementara itu, pada
2011 lalu, tercatat sebanyak
539 kasus kecelakaan
yakni 172 korban meninggal
dunia, 102 luka berat,
539 luka ringan, dan kerugian
material Rp 687.-
470.000. Kasat Lantas Polres Sidoarjo
AKP Fahri Anggia Natua Siregar
mengakui peningkatan jumlah
kecelakaan ini. Peningkatan
ini diakibatkan semakin banyaknya
jumlah motor yang
melintas di Kota Delta. “Jika dibandingkan
dengan wilayah dan
jumlah motor yang sedikit, pasti
kecelakaannya ya sedikit,”
ujarnya.
Dia menambahkan, pertumbuhan
kendaraan di Sidoarjo cukup
signifikan. Setiap bulan,
ada sekitar 7 ribu kendaraan baru,
baik roda dua maupun roda
empat. Jika dikalkulasikan
dalam setahun, di Sidoarjo, penambahan
kendaraan mencapai
100 ribu unit. “Banyaknya kendaraan
memang sangat berpengaruh
besar pada intensitas
kecelakaan,” jelasnya.
Untuk meminimalisasi tingkat
kecelakaan tersebut, kata
Fahri, Satlantas sebenarnya
telah melakukan upaya untuk
menekan angka kecelakaan.
Upaya itu dilakukan dengan
menggandeng siswa dan
mahasiswa untuk sosialisasi
dan kampanye tertib lalu
lintas. “Sopir angkutan
umum juga diajak untuk
berkontribusi tertib berlalu
lintas,” papar dia.
Ia menyebutkan, di Sidoarjo,
ada sejumlah titik yang menjadi
jalur tengkorak karena
rawan terjadi kecelakaan. Di
antaranya, kawasan Trosobo,
Taman, Balongbendo, sampai
Tarik. Karena padat akan
pengguna jalan, kawasan tersebut
memang menjadi titik
yang rawan terjadi kecelakaan.
Termasuk kawasan
Lingkar Timur yang saat ini
menjadi sorotan karena memang
kerap terjadi kecelakaan.
0 comments:
Posting Komentar