Informasi Sidoarjo on http://www.infosda.com

Selasa, 11 Desember 2012

Jalan Lingkar Timur Sidoarjo Diusulkan Diperlebar

SIDOARJO – Jalan Lingkar Timur (JLT) Sidoarjo diharapkan masyarakat segera diperlebar. Alasannya, kondisi jalan yang sempit sangat rawan terjadi kecelakaan. Sebab ada kecenderungan pengguna di jalan tersebut selalu ngebut.
TIDAK MACET: Jalan Lingkar Timur (JLT) yang relatif sepi dan lancar membuat penggguna jalan ngebut yang berpotensi kecelakaan. Ada usulan untuk melakukan
proyek pelebaran jalan ini.
“Kasihan masyarakat jika JLT terus seperti ini. Di kawasan lingkar timur ini sering kecelakaan. Apalagi, kalau malam juga minim penerangan,” kata Hadi, salah satu warga Pucang, Sidoarjo.
Dari pengamatan, para pengguna jalan di lingkar timur yang membentang antara Buduran hingga Candi, memang menggeber kecepatannya. Ini terjadi baik kendaraan roda dua atau roda empat. Sebab kondisi JLT memang lumayan bagus.
Padahal di beberapa persimpangan jalan di JLT ini, tidak semuanya dilengkapi traffic light.
JLT sendiri memiliki dua ruas. Namun hanya terbatas di kawasan Desa Prasung, Buduran ke utara hingga simpang tiga Maspion, atau sekitar 1 kilometer. Selebihnya dari Prasung ke Candi, hanya satu ruas.
Wakil Ketua DPRD Sidoarjo, Khulaim Junaidi mengatakan solusi ini bisa diurai dengan pelebaran jalan. “Kalau kondisi jalan tidak memungkinkan dibuat median, jalan harus diperlebar lebih dulu,” terusnya.
Kepala Dinas PU Bina Marga, Sigit Setyawan yang dikonfirmasi mengakui JLT idealnya dilebarkan. Karena itu, pemerintah sudah memikirkan pelebaran. Menurut dia, hal ini sudah diajukan ke balai besar pelaksana jalan nasional kementerian PU.
Sigit menerangkan JLT memang berstatus jalan kabupaten. Namun pihaknya minta bantuan ke pemerintah pusat karena jalan ini fungsinya sangat dibutuhkan untuk mendukung akses jalan nasional, yaitu Ahmad Yani, yang membentang antara Waru sampai Porong.
“Untuk mengurangi kemacetan dan kepadatan arus lalu lintas di jalan nasional,” katanya.
Kasat Lantas Polres Sidoarjo, AKP Fahrie Anggia Natua Siregar, terpisah mengatakan JLT belum bisa disebut rawan. Sebab dalam satu bulan belum tentu terjadi kecelakaan di satu titik kilometer yang sama.
“Disebut rawan, jika dalam satu titik atau satu kilometer tertentu terjadi lebih dari dua kecelakaan. Untuk Sidoarjo, kawasan blackspot kita tetapkan masih di wilayah Taman dan Balongbendo,” katanya. Namun, Fahrie sangat setuju jika setiap ruas jalan diberi median jalan, untuk memisahkan arus lalu lintas.
“Faktor kecelakaan sebenarnya bukan karena sempitnya jalan kalau pengemudinya hati-hati semua. Tetapi jika jalan dilebarkan sebenarnya juga lebih bagus,” katanya.

0 comments:

Posting Komentar

Tukar Link Disini :

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Latest Templates


Powered By Blogger
Informasi Sidoarjo 2012. Diberdayakan oleh Blogger.