Informasi Sidoarjo on http://www.infosda.com

Senin, 10 Desember 2012

Komunitas Budayawan Ramai-Ramai Meluruskan Sejarah Sidoarjo

Setelah vakum
cukup lama, komunitas budayawan
dan penggemar sejarah
kembali kumpulkumpul
di Pendapa Delta
Nugraha. Mereka menggelar
seminar bertajuk Bagian
Sejarah Sidoarjo Yang
Terlupakan. Seminar ini
menghadirkan Gatot Hartojo,
budayawan senior yang
selama ini membina komunitas
Jolotundo.
“Kita ingin meluruskan
sejarah Sidoarjo yang masih
banyak disembunyikan,”
kata Andik Sancoko, ketua
panitia, di sela seminar kemarin.
Menurut dia, di sejumlah
buku sering diceritakan
bahwa masyarakat
Sidoarjo sering kurang sandang
dan pangan. Padahal,
itu keliru.
Wilayah yang sekarang
menjadi Kabupaten Sidoarjo
justru dikenal sebagai
lumbung pangan. Salah satu
buktinya adalah keberadaan
Candi Pari di kawasan
Porong, simbol kesuburan
dan lumbung pangan.
Andik menambahkan, banyak
pengamat menyebut
Sidoarjo itu berawal dari
Kahuripan pada akhir Majapahit.
Bukan dari Jenggala
seperti yang dipahami
banyak orang.
“Kita ingin agar masyarakat
Sidoarjo bangga dengan
Sidoarjo. Jangan sampai
kita tidak bangga dengan
kota sendiri, sehingga
budaya kita bisa tercabut,”
jelas mantan politikus ini.
Untuk meluruskan sejarah
itu, menurut Andik, pihaknya
membutuhkan waktu
hingga 15 tahun untuk
menelusuri berbagai literatur.
Gatot Hartojo, yang
juga tokoh Perisai Diri, juga
melakukan studi lapangan
ke berbagai daerah. Karena
itu, menurut Andik, pihaknya
akan menerbitkan sebuah
buku tentang sejarah
Sidoarjo tersebut. “Agar masyarakat
luas bisa membaca,”
terangnya.
Gatot Hartojo mengingatkan,
Kerajaan Kahuripan
hancur karena perpecahan
dan perang saudara.
“Ada perang saudara,
perang ideologi, dan itulah
yang menyebabkan kehancuran
Kahuripan,” jelasnya.
Kondisi tersebut menyebabkan
masyarakat Kahuripan
yang dahulu makmur
menjadi serbakekurangan.
“Bahkan, masyarakatnya
sampai makan cacing,”
papar Gatot dalam
seminar yang dibuka Bupati
Saiful Ilah itu.
Gatot juga berpesan agar
masyarakat belajar banyak
dari sejarah masa lalu. “Apa
yang terjadi dengan Kahuripan
saat itu mirip dengan
keadaan Indonesia
saat ini. Maka, kita harus
waspada. Jangan sampai
kita terpecah belah,”
tandasnya.
Sementara itu, Bupati
Saiful mengaku salut dengan
upaya para pemerhati
sejarah dan budayawan
yang terus mengkaji sejarah
Kota Delta. Menurut dia,
sampai sekarang masih banyak
hal yang perlu diperjelas
agar bisa dipelajari generasi
muda. Misalnya sejarah
batik tulis khas
Sidoarjo.
“Ternyata, batik Sidoarjo
itu pertama kali adanya di
Sekardangan. Padahal, saat
ini di Sekardangan yang
menonjol justru olahan
petisnya, bukan batik,” kata
pria yang akrab disapa
Abah Ipul ini.

0 comments:

Posting Komentar

Tukar Link Disini :

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Latest Templates


Powered By Blogger
Informasi Sidoarjo 2012. Diberdayakan oleh Blogger.