PORONG-Perbaikan kapal keruk di
titik 25 Desa Jatirejo, Porong oleh
Badan Penanggulangan Lumpur
Sidoarjo (BPLS), Jumat (4/01) memicu
emosi korban lumpur.Mereka serta
merta menggelar unjuk rasa menolak
aktivitas tersebut.
“Pokoknya kita melarang BPLS untuk
melakukan aktivitas apapun selama
kami belum mendapat pelunasan
ganti rugi,” ujar Legiman (44) warga
Jatirejo.
Sambil membawa poster penolakan,
warga menutup akses jalan menuju
pusat aktivitas BPLS di titik 25 dan 41.
Warga tak rela dengan adanya aktivitas BPLS untuk memperkuat
tanggul.
Puluhan petugas dari kepolisian setempat
berusaha menghalangi aksi
warga tersebut. Bahkan, Kapolsek
Porong Kompol Edi Siswanto mencoba
membujuk warga yang berdemo dengan
berjanji akan meminta BPLS berhenti
melakukan aktivitasnya tersebut.
Menurut Humas BPLS, Hengki
Listria Adie, yang dihubungi
mengatakan bahwa pihaknya hanya
melakukan perbaikan terhadap mesin
kapal keruk yang selama ini digunakan
untuk mengalirkan lumpur. “Kami hanya melakukan pengecekan
dan perbaikan terhadap
mesin tersebut karena sudah
lama tidak terpakai,” ujarnya.
Selain itu, kata Hengki, petugas
BPLS juga mengganti
beberapa mur dan sil mesin
yang sudah hilang dan tidak
layak pakai. “Banyak mur
yang hilang dan harus kami
ganti,” ungkapnya.
Hengki membantah pengecekan
dan perbaikan mesin yang
dilakukannya merupakan upaya pengaliran
lumpur. “Kita juga menghargai
keputusan warga yang memblokir
pengaliran lumpur karena belum
mendapat pelunasan ganti
rugi,” jelasnya. Aktivitas kemarin,
katanya murni hanya perbaikan dan
pengecekan saja.
titik 25 Desa Jatirejo, Porong oleh
Badan Penanggulangan Lumpur
Sidoarjo (BPLS), Jumat (4/01) memicu
emosi korban lumpur.Mereka serta
merta menggelar unjuk rasa menolak
aktivitas tersebut.
“Pokoknya kita melarang BPLS untuk
melakukan aktivitas apapun selama
kami belum mendapat pelunasan
ganti rugi,” ujar Legiman (44) warga
Jatirejo.
Sambil membawa poster penolakan,
warga menutup akses jalan menuju
pusat aktivitas BPLS di titik 25 dan 41.
Warga tak rela dengan adanya aktivitas BPLS untuk memperkuat
tanggul.
Puluhan petugas dari kepolisian setempat
berusaha menghalangi aksi
warga tersebut. Bahkan, Kapolsek
Porong Kompol Edi Siswanto mencoba
membujuk warga yang berdemo dengan
berjanji akan meminta BPLS berhenti
melakukan aktivitasnya tersebut.
Menurut Humas BPLS, Hengki
Listria Adie, yang dihubungi
mengatakan bahwa pihaknya hanya
melakukan perbaikan terhadap mesin
kapal keruk yang selama ini digunakan
untuk mengalirkan lumpur. “Kami hanya melakukan pengecekan
dan perbaikan terhadap
mesin tersebut karena sudah
lama tidak terpakai,” ujarnya.
Selain itu, kata Hengki, petugas
BPLS juga mengganti
beberapa mur dan sil mesin
yang sudah hilang dan tidak
layak pakai. “Banyak mur
yang hilang dan harus kami
ganti,” ungkapnya.
Hengki membantah pengecekan
dan perbaikan mesin yang
dilakukannya merupakan upaya pengaliran
lumpur. “Kita juga menghargai
keputusan warga yang memblokir
pengaliran lumpur karena belum
mendapat pelunasan ganti
rugi,” jelasnya. Aktivitas kemarin,
katanya murni hanya perbaikan dan
pengecekan saja.
0 comments:
Posting Komentar