Informasi Sidoarjo on http://www.infosda.com

Kamis, 10 Januari 2013

Banjir Mengancam Sidoarjo, Namun Membuang Sampah di Sungai Tetap Jadi Favorit Warga

SAMPAH kembali memenuhi
Kali Jumputrejo, Kecamatan
Sukodono, tepatnya di mulut pintu
air. Padahal empat hari lalu baru
saja dilakukan pembersihan.
Tetapi, seperti itulah kondisi yang
selalu dihadapi. Rupanya
masyarakat ingin membuang
sampah secara praktis, tetapi
lokasinya yang tidak tepat.
Meskipun semua orang sudah
tahu bahwa membuang sampah di
sungai bisa menyebabkan banjir,
toh sampah-sampah itu tetap saja
menumpuk di saluran air.
Sedangkan kalau banjir, warga
juga yang terkena imbasnya. “Tadi
ada lima truk sampah yang bisa
diambil. Tapi ya begitu, ndak lama
nanti sampah penuh lagi karena
orang yang lewat dengan
seenaknya membuang sampah,”
kata Usman, pedagang es tebu tak
jauh dari lokasi itu.
Tidak jelas, orang mana saja yang
membuang sampah di sungai ini.
Padahal, jelas-jelas sampah yang
terbuang di lokasi tersebut akan
menumpuk dan menimbulkan bau
tak sedap. Arus air pun tidak bisa
membawanya karena di sana
terdapat tiga pintu air kecil untuk
pengairan dan dilengkapi saringan.
Kepala Dinas PU Pengairan Ir
Fatchurrahman mengaku pihaknya
yang ketiban sampur untuk bersihbersih.
Ia mengatakan hanya bisa
pasrah, kemudian membersihkan
sampah-sampah tersebut agar air
bisa mengalir normal dan saluran
tidak terganggu.
Tidak hanya di Kali Jumputrejo,
ada lokasi lain yang juga menjadi
lokasi favorit pembuangan sampah,
seperti sungai di Gisik Cemandi,
Sedati. “Ada warga yang
membuang sampah langsung ke
lokasi-lokasi itu. Ada yang di atas,
kemudian terbawa arus,” katanya. Agus Hidayat, Kabid Operasi
PU Pengairan menambahkan
lokasi lain yang juga favorit ada
di Desa Wunut dan Mangetan
Kanal Porong. Namun yang
terparah adalah aliran sungai di
kawasan Sukodono, Gedangan
hingga Sedati. “Desember lalu,
kami butuh waktu 10 hari
untuk membersihkannya.
Padahal, kami sudah gunakan
backhoe,” katanya.
Agus mengatakan heran jika
banjir datang tetapi
masyarakat juga yang
berteriak. Sebab banjir
disebabkan ulah masyarakat
yang tidak peduli dengan
kondisi lingkungannya sendiri.
Bagaimana dengan sampah
sungai? “Saya kira sampah
sungai tidak menjadi masalah.
Selama ini sampah sungai
seperti enceng gondok dan
kangkung, cukup kita larung
karena jika terkena air asin
akan mati dengan sendirinya.
Tetapi untuk sampah rumah
tangga, itu yang menjadi
masalah,” jawabnya.

0 comments:

Posting Komentar

Tukar Link Disini :

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Latest Templates


Powered By Blogger
Informasi Sidoarjo 2012. Diberdayakan oleh Blogger.