Informasi Sidoarjo on http://www.infosda.com

Selasa, 29 Januari 2013

Karena Dispendik Sidoarjo Tak Punya Program Pendidikan Inklusif Ketua Komisi D DPRD Mempertanyakan Penghargaannya

SIDOARJO – Sidoarjo telah mendeklarasikan diri sebagai kabupaten pendidikan inklusif Minggu lalu.
MACHMUD Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo
MACHMUD Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo
Acara yang diresmikan Menteri Pendidikan Mohammad Nuh dan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah itu merupakan tindak lanjut penghargaan Inclusive Education Award 2012 yang diterima dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PPK-LK). Penghargaan itu memicu reaksi beragam dari kalangan anggota DPRD Sidoarjo.
Sebagian di antara mereka bahkan mengaku terkejut atas penghargaan tersebut. Alasannya, Dinas Pendidikan (Dispendik) Sidoarjo tidak mempunyai program pengembangan sekolah inklusif.
Selain itu, anggaran untuk pengem bangan program inklusif terbilang minim. ’’Saya kaget, kok bisa menang?’’ ucap Ketua Ko misi D Machmud.
Berdasar data DPRD, dispendik hanya mengajukan anggaran Rp 175 juta untuk pelatihan guru pendamping sekolah inklusif. Machmud mengungkapkan, saat pembahasan rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) 2013, komisi D sempat memanggil dispendik.
Waktu itu, komisi yang membidangi pendidikan tersebut bertanya mengenai anggaran dan program inklusif. Dewan sempat kaget karena anggaran yang diajukan sangat kecil.
’’Kami langsung menambah menjadi Rp 350 juta,’’ jelasnya. Program kerja yang diajukan dispendik hanya pelatihan guru selama satu kali.
Menurut dia, seharusnya pemkab mengajukan penambahan sarana dan prasarana seperti kursi roda serta alat bantu pembelajaran.
Selain itu, perlu pembangunan laboratorium khusus untuk memantau perkembangan anak berkebutuhan khusus (ABK). Dia menyebutkan, minat guru Sidoarjo untuk mengajar ABK sangat kecil.
Jumlahnya hanya 40 guru. Karena itu, dia mendesak dispendik untuk segera melakukan rekrutmen guru. ’’Pidato bupati bahwa Sidoarjo punya 134 sekolah inklusif itu tidak benar.
Itu hanya rencana ke depan, bukan realitas sekarang ini,’’ ujar kader PAN tersebut. Menurut Machmud, yang layak menyandang sekolah inklusif hanya SMPN 4 Sidoarjo.
Sebab, sekolah itu telah memenuhi semua ketentuan untuk disebut sekolah inklusif. Sementara itu, sekolah-sekolah lain masih belum layak.
Dia menyatakan, banyak yang harus ditingkatkan pemkab selain guru dan jumlah sekolah. Misalnya, sarana-prasarana, peralatan, dan gedung.

0 comments:

Posting Komentar

Tukar Link Disini :

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Latest Templates


Powered By Blogger
Informasi Sidoarjo 2012. Diberdayakan oleh Blogger.