Minim Ruang Kreasi, Seniman Grafiti Sidoarjo Tak Putus Asa

SIDOARJO-Minimnya ruang
untuk mengekspresikan seni tidak
membuat puluhan pemuda dari
komunitas Sidoarjo Its Not Crime
kehilangan akal. Dengan menggunakan
tembok bangunan yang
sudah tidak terpakai, mereka
mengekpresikan rasa seninya
dengan menggambar grafiti di
ruang kosong tersebut.
Seperti yang mereka lakukan di
Jl Kombespol Duriyat, Minggu (13/
1) siang. Mereka menggambar
grafiti di tembok bangunan yang
telah dibongkar oleh pemiliknya.
“Daripada tembok itu nantinya
ditempeli dengan iklan promo
produk rokok, lebih baik kami
gambari,” kata Viko (17), anggota
komunitas Sidoarjo Its Not
Crime. Dengan menggunakan cat
pilox warna, mereka mengubah
tembok yang awalnya kosong dan
kusam itu jadi sebuah lukisan
grafiti yang menarik.
Viko mengatakan, yang dilakukan
komunitasnya selama ini
adalah ekspresi seni yang kurang
mendapat perhatian dari pemerintah.
“Apa yang kita lakukan
bukanlah sebuah kejahatan. Kami
hanya berusaha menyalurkan
bakat seni kami,” ungkapnya.
Selain menggunakan tembok
bangunan yang sudah tidak terpakai,
mereka juga kerap memanfaatkan
tembok-tembok bangunan
yang terlihat kumuh dan
penuh dengan tempelan poster.
“Melalui grafiti yang kami buat,
secara tidak langsung kami ikut
memperindah kota Sidoarjo,”
imbuhnya.
Selain grafiti, komunitas tersebut
juga kerap membuat lukisan
mural berisi pesan dan kritikan
terhadap realita sosial yang sering
terjadi. “Kalau grafiti lebih murni
ke bentuk art, sedangkan mural
ada pesan yang ingin disampaikan,”
jelas Viko tentang perbedaan
grafiti dan mural.
Viko berharap agar pemerintah
lebih memperhatikan seni grafiti
dan mural yang tengah marak di
Sidoarjo. Caranya, dengan memberikan
ruang kepada mereka
untuk berkreasi.
“Kami juga berharap agar
pemerintah Sidoarjo mencontoh
Jogjakarta yang bisa memberi
dana pembelian cat kepada seniman
grafiti dan mural yang ada, “
harapnya.