Selain disemprot air, warga korban lumpur Lapindo juga diberi tembakan gas air mata. Tentu saja hal ini membuat warga marah. Sebab pendemo sebagian diikuti ibu-ibu dan anak-anak.
Akibat tembakan gas air mata itu, terdengar suara tangisan dari anak maupun ibu yang berada dalam rombongan pendemo.
"Hentikan, hentikan banyak anak kecil," kata salah seorang pendemo, Senin (16/4/2012)
Namun teriakan tersebut tidak digubris. Polisi yang berjaga di depan kantor Bappeprov (bersebalahan dengan kantor gubernur) terus menembakkan gas air mata ke kerumunan.
Bahkan massa termasuk anak-anak dan ibu yang sudah berada di atas truk akan pulang ke Sidoarjo, terpaksa turun lagi, karena asap gas air mata juga menyebar ke warga yang sudah hendak pulang. Sambil turun dari truk, mereka menangis karena merasakan pedihnya asap gas air mata.
Meski polisi sudah tidak mengeluarkan tembakan gas air mata, pendemo tetap jengkel dan marah. Mereka pun mengumpat polisi yang dinilainya bertindak ngawur.
0 comments:
Posting Komentar