Lebih Logis karena Minim Pembebasan
Lahan SURABAYA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim)
menggarap serius pembangunan infrastruktur jalan yang menghubungkan
Surabaya dengan wilayah Jatim bagian selatan dan timur.
Tiga ruas tol sekaligus akan dibangun.
Selain tol empol-Pandaan yang di-launching pembangunannya kemarin, juga
ada Tol Gempol-Pasuruan serta Tol Porong-Gempol.
Rencana pembangunan Tol Porong-Gempol
yang juga diumumkan kemarin cukup menyita perhatian. Sebab,
pembangunannya dikembalikan ke rencana awal, yakni berada di tengah
arteri baru Porong. Sebelumnya, tol tersebut diusulkan dibangun dalam
radius 5 km sebelah barat semburan Lumpur Lapindo. ”Awalnya memang
seperti itu.
Tapi, dari hasil penelitian tim geologi,
ternyata daerah arteri baru cukup aman Jadi, tol dibangun di tengah
arteri baru,” kata Gubernur Jatim arwo kemarin. Jarak arteri baru Porong
dengan pusat semburan Lumpur Lapindo memang hanya 2,5 kilometer.
Awalnya, radius tersebut dinilai cukup
berbahaya untuk pembangunan tol. Namun Soekarwo memastikan bahwa hasil
penelitian terbaru sudah mematahkan asumsi tersebut. ”Sudah ada
penurunan aktivitas di bawah permukaan tanah.
Indikasinya adalah tidak ada bubble baru
yang muncul,” katanya. Karena itu, pilihan membangun jalan tol
Porong-Gempol di tengah arteri baru Porong menjadi sangat logis.
Pemerintah tidak perlu repotrepot lagi membebaskan lahan lebih banyak.
Sebab, di tengah arteri baru Porong
masih terdapat lahan yang cukup luas. Dua jalur arteri baru Porong
terpisah sekitar 30 meter. Jika di tengahnya harus dibangun jalan dengan
empat lajur sekalipun masih sangat memungkinkan.
Yang perlu dipikirkan adalah pembebasan
lahan dari Kejapanan hingga Gempol. Hingga saat ini, pembebasan lahan di
jalur tersebut memang sudah berjalan, tapi baru mencapai 73,7 persen.
”Pemilihan lokasi di tengah arteri baru itu sudah disetujui menteri PU
kemarin sore (Selasa, 3/4) pukul 17.50,” ungkap Soekarwo.
Sementara itu, pihak Jasa Marga yang
bertanggung jawab membangun Tol Porong-Gempol masih belum mengambil
keputusan. Mereka mengaku butuh waktu untuk melakukan kajian kembali
tentang keamanan wilayah arteri baru Porong.
”Kami tentu senang kalau secara ilmiah
bisa dibuktikan aman. Tentu keputusan Gubernur Jawa Timur tidak
main-main. Tapi, kami tetap perlu melakukan kajian dengan menerjunkan
tim geologi yang kami tunjuk,” ujar Direktur Utama PT Jasa Marga
Adityawarman.
Dia mengakui pernah ada rencana
membangun Tol Porong-Gempol di radius 5 km sebelah barat semburan
lumpur. Wacana itu menggeser rencana pertama pembangunan tol yang
lokasinya sama dengan arteri baru porong.
Namun jika ada fakta ilmiah yang
menunjukkan bahwa kawasan arteri baru Porong aman, maka Jasa Marga siap
kembali ke rencana pertama, ”Kami akan melakukan penelitian dulu.
Kalau hasilnya sama dengan tim geologi
yang digunakan Pemprov Jawa Timur, maka kami pilih membangun di sini.
Kapan keputusannya, pasti segera, semoga dalam bulan-bulan ini,”
sebutAdityawarman.
Siapkan Tiga Tahap Kendati belum
mengambil keputusan final, namun Jasa Marga sudah memberi sinyal setuju.
Itu tergambar dari perencanaan mereka tentang pembangunan Tol Porong-
Gempol dalam tiga tahap.
Tahap pertama, mereka membangun on/ off
ramp tiga yang menghubungkan arteri baru Porong dengan Tol
Surabaya-Porong di KM 35,500. Pembangunannya terus dijalankan. Meski
belum kelar, namun hasilnya sudah mulai difungsikan mulai 15 Maret lalu.
Salah satunya ramp tiga di Kalisampurno
Kecamatan anggulangin. Tahap dua, mereka membangun ruas
Kejapanan-Gempol. Panjangnya mencapai 3,55 kilometer dan mayoritas
berupa flyover.
”Saat ini ka mi masih dalam tahap
pembebasan lahan. Sejauh ini sudah 73,7 persen. Pembebasan ada di tangan
BPLS. Jika sudah dibebaskan semua, maka kami akan kerjakan pem bangun
annya,” ucap Pimpinan Proyek Tol Porong-Gempol, Mulyono.
Tahap tiga adalah pembangunan ruas
Porong-Kejapanan di antara jalur arteri baru. Panjangnya mencapai 6,5
kilometer. Jalur tersebut dibangun terakhir karena dianggap yang paling
mudah.
Panjang tol Porong-Gempol mencapai 10,05
kilometer dan terdiri dua jalur. Masing-masing jalur terdiri dua lajur.
”Estimasi biayanya sekitar Rp 1,5 triliun,” tutur Adityawarman. Tol
Porong-Gempol juga bakal terintergrasi dengan Tol Gempol- Pandaan yang
pembangunannya resmi di-launching kemarin.
Launching ditandai dengan pemancangan
tiang pertama di Bundaran Gempol oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum
Hermanto Dardak. Rencananya, pengerjaan tol sepanjang 13,61 KM itu mulai
Mei mendatang. Tol tersebut bakal dibangun dua tahap. Tahap pertama
pembangun an ruas dari Bundaran Gempol hingga Taman Dayu sepanjang 12
KM.
Selanjutnya dari Taman Dayu ke Karang
Jati sepanjang 1, 61 KM. Pembangunan tol tersebut memakan biaya Rp 1,2
triliun dan dikerjakan PT Margabumi Adhikaraya. ”Kami menargetkan Tol
Gempol- Pandaan sudah beroperasi Agustus 2013. Rencana pengerjaan kami
lakukan mulai Mei,” papar Direktur PT Margabumi Adhikaraya, Setiyono.
Saat ini, lahan untuk Tol Gempol-
Pandaan yang telah dibebaskan mencapai 99 persen. Satu persen yang belum
dibebaskan berupa bangunan masjid dan musala. Satu proyek pembangunan
tol lainnya adalah Tol Gempol- Pasuruan. Namun, pengerjaan proyek
pembangunan tol sepanjang 34,15 persen itu masih butuh waktu yang lebih
lama. Sebab, lahan yang dibebaskan baru mencapai 60 persen.
”Pembangunan tiga ruas tol itu sangat
penting bagi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Karena itu, kami berharap
pengerjaan bisa dilakukan segera. Yang pertama tentu pembangunan Tol
Gempol- Pandaan ini dulu,” tegas Hermanto Dardak.
0 comments:
Posting Komentar