Pasar makanan ringan (snack) salah satu pasar yang memiliki potensi
pertumbuhan yang sangat besar, yakni di atas 20 persen per tahun.
Pertumbuhan ini tak hanya di dalam negeri namun juga di luar negeri.
Menurut Tjahjono Haryono, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim potensi snack di segmen menengah bawah (UKM) masih terbuka luas. Dengan harga terjangkau dan kemasan ekonomis, permintaan snack secara ritel sangat tinggi.
“Selama ini produksi krupuk mentah yang kami ekspor seperti di Jepang ternyata oleh buyer Jepang dijual dalam bentuk makanan jadi (snack) dan sangat laris. Begitu pula hasil survei dalam negeri, pasar snack bertumbuh di atas double digit. Jadi tak ada salahnya tahun ini kami merambah pasar menengah bawah dengan menjual snack kemasan mini secara ritel,” kata Tjahyono yang juga Direktur PT Sekar Laut produsen krupuk Finna, kemarin.
Untuk tahun pertama snack yang dibandrol harga ritel (het) Rp 1000/kemasan diproduksi 2 varian rasa. Sedangkan untuk krupuk mentah kemasan mini juga dua rasa dengan harga ritel Rp 1.500/kemasan.
“Tahun pertama ini kami tidak muluk-muluk dalam target penjualan. Namun tahun 2013 kami berharap penjualan snack bisa memberi kontribusi 10 persen dari total penjualan. Penjualan makanan jadi bisa tiga kali lipat dibanding produk mentah,” kata John Gozali Direktur Keuangan PT Sekar Laut.
Untuk mendukung strategi pasar ini perseroan investasi mesin packaging dan mesin penggorengan senilai Rp 2 miliar. Dikatakan John dana tersebut merupakan alokasi capex (belanja modal) tahun lalu. Sedangkan tahun ini capex sebesar Rp 10 miliar digunakan untuk investasi cold storage, penambahan armada pengiriman dan gudang.
“Armada dan gudang untuk mendukung pendistribusian makanan jadi hingga ke ritel dan pengusaha UKM. Tahun ini perseroan lebih fokus pada pemerataan distribusi sehingga tahun depan sudah bisa menggenjot produksi,” katanya.
John menilai pasar lokal tahun ini akan mengalami pertumbuhan yang sangat menggembirakan seperti pasar ekspor yang tahun lalu meningkat hingga 40 persen. Selama kwartal pertama 2012 penjualan naik 25 persen dibanding periode sama 2011 dengan pencapain laba bersih Rp 2,5 miliar. Dan diharapkan akhir tahun pertumbuhan usaha naik 20 persen dan bisa mencapai Rp 10 miliar.
Menurut Tjahjono Haryono, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim potensi snack di segmen menengah bawah (UKM) masih terbuka luas. Dengan harga terjangkau dan kemasan ekonomis, permintaan snack secara ritel sangat tinggi.
“Selama ini produksi krupuk mentah yang kami ekspor seperti di Jepang ternyata oleh buyer Jepang dijual dalam bentuk makanan jadi (snack) dan sangat laris. Begitu pula hasil survei dalam negeri, pasar snack bertumbuh di atas double digit. Jadi tak ada salahnya tahun ini kami merambah pasar menengah bawah dengan menjual snack kemasan mini secara ritel,” kata Tjahyono yang juga Direktur PT Sekar Laut produsen krupuk Finna, kemarin.
Untuk tahun pertama snack yang dibandrol harga ritel (het) Rp 1000/kemasan diproduksi 2 varian rasa. Sedangkan untuk krupuk mentah kemasan mini juga dua rasa dengan harga ritel Rp 1.500/kemasan.
“Tahun pertama ini kami tidak muluk-muluk dalam target penjualan. Namun tahun 2013 kami berharap penjualan snack bisa memberi kontribusi 10 persen dari total penjualan. Penjualan makanan jadi bisa tiga kali lipat dibanding produk mentah,” kata John Gozali Direktur Keuangan PT Sekar Laut.
Untuk mendukung strategi pasar ini perseroan investasi mesin packaging dan mesin penggorengan senilai Rp 2 miliar. Dikatakan John dana tersebut merupakan alokasi capex (belanja modal) tahun lalu. Sedangkan tahun ini capex sebesar Rp 10 miliar digunakan untuk investasi cold storage, penambahan armada pengiriman dan gudang.
“Armada dan gudang untuk mendukung pendistribusian makanan jadi hingga ke ritel dan pengusaha UKM. Tahun ini perseroan lebih fokus pada pemerataan distribusi sehingga tahun depan sudah bisa menggenjot produksi,” katanya.
John menilai pasar lokal tahun ini akan mengalami pertumbuhan yang sangat menggembirakan seperti pasar ekspor yang tahun lalu meningkat hingga 40 persen. Selama kwartal pertama 2012 penjualan naik 25 persen dibanding periode sama 2011 dengan pencapain laba bersih Rp 2,5 miliar. Dan diharapkan akhir tahun pertumbuhan usaha naik 20 persen dan bisa mencapai Rp 10 miliar.
0 comments:
Posting Komentar