Buruh Sidoarjo kembali bergerak.Ratusan pekerja yang
tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI)
berunjuk rasa menuntut UMK layak dan penghapusan outsourching di Kantor
Pemkab Sidoarjo,Jalan Gubenur Suryo,kemarin.
Para buruh mendesak Bupati Sidoarjo Saifula Ilah menetapkan UMK 2013 dibahas sebesar Rp1,6 juta. Mereka khawatir UMK 2012 yang kini sedang digodok tidak sesuai kebutuhan hidup layak. “Bupati harus merekomendasikan UMK 2013 sebesar Rp1,6 juta,” ujar Heri S, salah satu perwakilan buruh. Selain meminta UMK Rp1,6 juta,buruh juga mendesak Bupati merekomendasikan Upah Minimum Sektoral (UMSK) Kabupaten Sidoarjo sebesar 20% untuk kelompok 1, untuk kelompok 2 sebesar 5% dampai 10%.
Hal ini sudah diperintahkan oleh Gubernur dengan SE : No 560/5914/031/2012. Tuntutan lain yang diusung buruh,mereka menolak masih diberlakukannya sistem outsourching atau kerja kontrak di Sidoarjo. Sehingga, penghapusan outsourching di Sidoarjo merupakan harga mati.Hanya saja buruh terpaksa memendam kecewa,karena gagal bertemu dengan Saiful Ilah. Politisi PKB itu saat ini sedang berada di China bersama dengan sejumlah pejabat pemkab dan anggota dewan. Karena kecewa, buruh kemudian bergerak ke gedung DPRD Sidoarjo, Jalan Sultan Agung.“Kami akan menggelar demo lebih besar lagi.
UMK 2013 Rp1,6 juta sudah harga mati,” tandas buruh lain yang mengaku tahun ini UMK Sidoarjo Rp 1.250.000. Perwakilan buruh ditemui Komisi D DPRD Sidoarjo dan Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerjadan TransmigrasiSumarbowo bersama beberapa stafnya. Kepala Dinsosnakertrans, Sumarbowo mengaku pihaknya mengapresiasi tuntutan buruh yang minta UMK sebesar Rp 1,6 juta. “Untuk UMK itu nanti tergantung pada putusan bupati yang berdasarkan pada KHL,”ujarnya.
Ketua Dewan Pengupahan Sidoarjo Joko Sayono,mengatakan pihaknya belum bisa mengumumkan hasil survai KHL karena masih akan dibahas di internal. “Anggota dewan pengupahan 21 orang berasal dari beberapa elemen,jadi tidak bisa kalau saya memberitahukan hasil surveinya,”tandasnya.
Para buruh mendesak Bupati Sidoarjo Saifula Ilah menetapkan UMK 2013 dibahas sebesar Rp1,6 juta. Mereka khawatir UMK 2012 yang kini sedang digodok tidak sesuai kebutuhan hidup layak. “Bupati harus merekomendasikan UMK 2013 sebesar Rp1,6 juta,” ujar Heri S, salah satu perwakilan buruh. Selain meminta UMK Rp1,6 juta,buruh juga mendesak Bupati merekomendasikan Upah Minimum Sektoral (UMSK) Kabupaten Sidoarjo sebesar 20% untuk kelompok 1, untuk kelompok 2 sebesar 5% dampai 10%.
Hal ini sudah diperintahkan oleh Gubernur dengan SE : No 560/5914/031/2012. Tuntutan lain yang diusung buruh,mereka menolak masih diberlakukannya sistem outsourching atau kerja kontrak di Sidoarjo. Sehingga, penghapusan outsourching di Sidoarjo merupakan harga mati.Hanya saja buruh terpaksa memendam kecewa,karena gagal bertemu dengan Saiful Ilah. Politisi PKB itu saat ini sedang berada di China bersama dengan sejumlah pejabat pemkab dan anggota dewan. Karena kecewa, buruh kemudian bergerak ke gedung DPRD Sidoarjo, Jalan Sultan Agung.“Kami akan menggelar demo lebih besar lagi.
UMK 2013 Rp1,6 juta sudah harga mati,” tandas buruh lain yang mengaku tahun ini UMK Sidoarjo Rp 1.250.000. Perwakilan buruh ditemui Komisi D DPRD Sidoarjo dan Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerjadan TransmigrasiSumarbowo bersama beberapa stafnya. Kepala Dinsosnakertrans, Sumarbowo mengaku pihaknya mengapresiasi tuntutan buruh yang minta UMK sebesar Rp 1,6 juta. “Untuk UMK itu nanti tergantung pada putusan bupati yang berdasarkan pada KHL,”ujarnya.
Ketua Dewan Pengupahan Sidoarjo Joko Sayono,mengatakan pihaknya belum bisa mengumumkan hasil survai KHL karena masih akan dibahas di internal. “Anggota dewan pengupahan 21 orang berasal dari beberapa elemen,jadi tidak bisa kalau saya memberitahukan hasil surveinya,”tandasnya.
0 comments:
Posting Komentar