Ribuan buruh
menggelar aksi demo besarbesaran
di depan Pendopo
Delta Wibawa Pemkab Sidoarjo,
kemarin (22/10). Aksi demo
yang diikuti juga para buruh
dari Pasuruan dan Mojokerto
termasuk dari Sidoarjo
itu, menuntut kenaikan
Upah Minimum Kabupaten
(UMK) Sidoarjo pada 2013.
Tak tanggung-tanggung,
para buruh itu mendesak
pemkab mengajukan usulan
UMK 2013 untuk Sidoarjo
naik 110 persen dari besaran
UMK 2012 saat ini yang
sebesar Rp 1.252.000. Atau,
menjadi sekitar Rp 2.625.000.
Dalam aksi kemarin, para
buruh sudah mulai berdatangan
sekitar pukul 11.00.
Mereka berkumpul di dekat
gedung DPRD di Jl Sultan
Agung. Sembari berorasi,
para buruh ini meneriakkan
tuntutan agar dewan mendukung
untuk pengajuan
UMK 2013 naik 110 persen.
Mereka semakin bersemangat
saat para buruh dari
kota lain dan berbagai elemen
organisasi buruh ikut
berdatangan dan bergabung
untuk melakukan aksi.
Sekitar pukul 12.30,
para buruh bergeser menggelar
aksi di depan kantor
dan pendopo Pemkab Sidoarjo.
Dalam aksi itu, para
buruh memblokir Jl Sultan
Agung dan jalan menuju
kantor pemkab. Polisi
yang berjaga-jaga langsung
melakukan antisipasi
dengan melepas penutup
gorong-gorong yang ada di
depan kantor pemkab. Ini untuk menghindari aksi buruh tidak
sampai masuk ke kantor pemkab.
Selain itu, arus lalu lintas terpaksa
dialihkan. Seperti di perempatan Babalayar
menuju arah Jl Sultan Agung
dilihkan ke Jl Thamrin. Begitu juga di
simpang tiga Jl Mayjen Sungkono yang
menjadi akses masuk ke Jl Sultan
Agung juga ditutup.
Meski demikian, aksi unjuk rasa ini
sempat terjadi ketegangan antara buruh
dengan para petugas dari Polres
Sidoarjo yang dibantu dari Satuan
Brimob Polda Jatim.
Ketegangan terjadi di depan Pendopo
saat buruh berusaha merangsek masuk.
Juga, terjadi saat para buruh
hendak memblokir Jl Raya Jenggolo,
tepatnya di lampu merah arah ke
Surabaya. Saat itu, ada beberapa
buruh yang nekat menghentikan
kendaraan dan memagar betis pengguna
jalan yang hendak melintas.
Akibatnya, seorang pengguna jalan
yang nekat menerobos blokade buruh
menjadi korban karena dipukuli para
buruh. Padahal, pengguna jalan itu
sedang berboncengan dengan istri dan
anaknya. Bahkan, sang istri yang saat
itu menggendong anaknya juga nyaris
dihajar karena tidak terima melihat
suaminya jadi bulan-bulanan buruh.
Beruntung, arogansi buruh itu bisa
diredam setelah sejumlah petugas
kepolisian datang dan melerai. Aksi
yang dilakukan sekitar pukul 16.30 itu
akhirnya terpaksa dibubarkan karena
membuat kemacetan arus lalu lintas.
Aksi demo buruh, kemarin, juga
mencoreng citra Sidoarjo sebagai
daerah investasi. Seorang managing
director di PT Eta, Jl Berbek Industri
III nomor 5, yang berkewarganegaraan
Jerman, Raimund Schmid, menderita
luka robek di mulut dan hidungnya
akibat dipukul buruh.
Pemukulan diduga dilakukan saat
anggota kelompok buruh masuk secara
paksa ke dalam pabrik sekitar pukul
09.00. Dari ratusan pendemo yang
datang, ada sebagian yang merangsek
ke ruangan produksi.
Padahal dalam aksi buruh yang menuntut
besaran UMK 2013 itu, perusahaan
telah menurunkan perwakilannya.
Ketika Raimund mendatangi mereka,
langsung dipukul. Kasus ini kemudian
dilaporkan ke pihak berwajib.
Kapolsek Waru, Kompol Hendriyana
yang dikonfirmasi melalui Kanit
Reskrim AKP Maryoko mengatakan,
pihaknya masih menyelidiki insiden
tersebut. “Kami juga melakukan
koordinasi dengan pihak perusahaan,”
katanya.
Informasi lain, para buruh yang
berdemo kemarin juga mendobrak
pabrik-pabrik lain secara paksa untuk
melakukan sweeping buruh yang tidak
mau ikut turun jalan.
Suprasiono, tokoh buruh mengatakan,
aksi ini digelar dengan satu tujuan
agar UMK Sidoarjo 2013 naik 110
persen. Kenaikan itu karena UMK tahun
ini dianggap tidak cukup lagi untuk
memenuhi kebutuhan. “Kita minta
UMK 2013 naik 110 persen,” kata
Suprasiono.
Aksi itu sekaligus untuk menekan
Dewan Pengupahan yang akan mengusulkan
UMK 2013 ke bupati Sidoarjo.
Mereka khawatir Dewan Pengupahan
mengusulkan UMK yang tidak sesuai
dengan aspirasi buruh.
menggelar aksi demo besarbesaran
di depan Pendopo
Delta Wibawa Pemkab Sidoarjo,
kemarin (22/10). Aksi demo
yang diikuti juga para buruh
dari Pasuruan dan Mojokerto
termasuk dari Sidoarjo
itu, menuntut kenaikan
Upah Minimum Kabupaten
(UMK) Sidoarjo pada 2013.
Tak tanggung-tanggung,
para buruh itu mendesak
pemkab mengajukan usulan
UMK 2013 untuk Sidoarjo
naik 110 persen dari besaran
UMK 2012 saat ini yang
sebesar Rp 1.252.000. Atau,
menjadi sekitar Rp 2.625.000.
Dalam aksi kemarin, para
buruh sudah mulai berdatangan
sekitar pukul 11.00.
Mereka berkumpul di dekat
gedung DPRD di Jl Sultan
Agung. Sembari berorasi,
para buruh ini meneriakkan
tuntutan agar dewan mendukung
untuk pengajuan
UMK 2013 naik 110 persen.
Mereka semakin bersemangat
saat para buruh dari
kota lain dan berbagai elemen
organisasi buruh ikut
berdatangan dan bergabung
untuk melakukan aksi.
Sekitar pukul 12.30,
para buruh bergeser menggelar
aksi di depan kantor
dan pendopo Pemkab Sidoarjo.
Dalam aksi itu, para
buruh memblokir Jl Sultan
Agung dan jalan menuju
kantor pemkab. Polisi
yang berjaga-jaga langsung
melakukan antisipasi
dengan melepas penutup
gorong-gorong yang ada di
depan kantor pemkab. Ini untuk menghindari aksi buruh tidak
sampai masuk ke kantor pemkab.
Selain itu, arus lalu lintas terpaksa
dialihkan. Seperti di perempatan Babalayar
menuju arah Jl Sultan Agung
dilihkan ke Jl Thamrin. Begitu juga di
simpang tiga Jl Mayjen Sungkono yang
menjadi akses masuk ke Jl Sultan
Agung juga ditutup.
Meski demikian, aksi unjuk rasa ini
sempat terjadi ketegangan antara buruh
dengan para petugas dari Polres
Sidoarjo yang dibantu dari Satuan
Brimob Polda Jatim.
Ketegangan terjadi di depan Pendopo
saat buruh berusaha merangsek masuk.
Juga, terjadi saat para buruh
hendak memblokir Jl Raya Jenggolo,
tepatnya di lampu merah arah ke
Surabaya. Saat itu, ada beberapa
buruh yang nekat menghentikan
kendaraan dan memagar betis pengguna
jalan yang hendak melintas.
Akibatnya, seorang pengguna jalan
yang nekat menerobos blokade buruh
menjadi korban karena dipukuli para
buruh. Padahal, pengguna jalan itu
sedang berboncengan dengan istri dan
anaknya. Bahkan, sang istri yang saat
itu menggendong anaknya juga nyaris
dihajar karena tidak terima melihat
suaminya jadi bulan-bulanan buruh.
Beruntung, arogansi buruh itu bisa
diredam setelah sejumlah petugas
kepolisian datang dan melerai. Aksi
yang dilakukan sekitar pukul 16.30 itu
akhirnya terpaksa dibubarkan karena
membuat kemacetan arus lalu lintas.
Aksi demo buruh, kemarin, juga
mencoreng citra Sidoarjo sebagai
daerah investasi. Seorang managing
director di PT Eta, Jl Berbek Industri
III nomor 5, yang berkewarganegaraan
Jerman, Raimund Schmid, menderita
luka robek di mulut dan hidungnya
akibat dipukul buruh.
Pemukulan diduga dilakukan saat
anggota kelompok buruh masuk secara
paksa ke dalam pabrik sekitar pukul
09.00. Dari ratusan pendemo yang
datang, ada sebagian yang merangsek
ke ruangan produksi.
Padahal dalam aksi buruh yang menuntut
besaran UMK 2013 itu, perusahaan
telah menurunkan perwakilannya.
Ketika Raimund mendatangi mereka,
langsung dipukul. Kasus ini kemudian
dilaporkan ke pihak berwajib.
Kapolsek Waru, Kompol Hendriyana
yang dikonfirmasi melalui Kanit
Reskrim AKP Maryoko mengatakan,
pihaknya masih menyelidiki insiden
tersebut. “Kami juga melakukan
koordinasi dengan pihak perusahaan,”
katanya.
Informasi lain, para buruh yang
berdemo kemarin juga mendobrak
pabrik-pabrik lain secara paksa untuk
melakukan sweeping buruh yang tidak
mau ikut turun jalan.
Suprasiono, tokoh buruh mengatakan,
aksi ini digelar dengan satu tujuan
agar UMK Sidoarjo 2013 naik 110
persen. Kenaikan itu karena UMK tahun
ini dianggap tidak cukup lagi untuk
memenuhi kebutuhan. “Kita minta
UMK 2013 naik 110 persen,” kata
Suprasiono.
Aksi itu sekaligus untuk menekan
Dewan Pengupahan yang akan mengusulkan
UMK 2013 ke bupati Sidoarjo.
Mereka khawatir Dewan Pengupahan
mengusulkan UMK yang tidak sesuai
dengan aspirasi buruh.
0 comments:
Posting Komentar