Komisi E DPRD Jawa Timur mengaku optimistis tiga kota di Jatim,
Surabaya, Sidoarjo dan Gresik bakal terpilih sebagai tuan rumah Asian
Games 2019.
"Mewakili Komisi E, saya sangat optimistis Jatim bisa. Alasan paling utama, provinsi ini kondusif dan keamanannya terjamin. Karena ini even internasional, pasti keamanan menjadi tolok ukur," ujar anggota Komisi E DPRD Jatim Kuswanto di Surabaya, Jumat.
Selain itu, fasilitas-fasilitas di Jatim dinilai sudah menunjang dan tinggal memerlukan penambahan beberapa lagi, termasuk pembangunan stadion utama untuk pembukaan dan penutupan.
"Venue-venue olahraga, Jatim sudah punya. Tapi memang sangat diperlukan pembangunan lainnya yang lebih bagus. Apalagi ini membawa nama baik Jatim pada khususnya, dan Indonesia umumnya, di mata internasional," kata Ketua Fraksi Hanura Damai tersebut.
Kuswanto yakin, waktu tujuh tahun sudah lebih dari cukup untuk mempersiapkan segalanya, termasuk pembangunan fisik stadion atau pusat olahraga. Menurut dia, pembangunan fisik cukup tiga tahun untuk menyelesaikannya.
Hanya saja, Ketua DPW Partai Hanura Jatim tersebut meminta agar tim perencanaan atau pihak yang terlibat nantinya, benar-benar memperhatikan masalah waktu. Ini mengantisipasi kejadian atau persoalan seperti di PON XVIII Riau, tidak terjadi di Surabaya.
"Kalau benar-benar merencanakan dan mengatur waktu sebaik-baiknya, kami yakin selesai dan tidak sampai ada polemik. Termasuk proses pembangunannya. Jatim harus belajar dari pengalaman yang sudah-sudah," kata Kuswanto.
Di samping itu, lanjut dia, jangan sampai proses pembangunannya bermasalah seperti pembangunan proyek wisma atlet Hambalang, maupun proyek lainnya yang diduga dimasuki oknum-oknum tak bertanggung jawab.
Sedangkan, terkait anggaran, pihaknya memastikan akan mendukung pemerintah, namun tetap di bawah kontrol. Apalagi, nantinya APBN juga membantu hingga semua kebutuhan untuk menyelenggarakan pesta olahraga terbesar di Asia terwujud dan berjalan sukses.
Seperti diketahui, selain Surabaya, dua kota lainnya di Asia yakni Hanoi dan Dubai berebut menjadi "Host" Asian Games 2019. Nantinya, "Olympic Council of Asia" (OCA) akan menentukannya pada 8 November di Macau.
Perwakilan "OCA" sudah hadir dan meninjau langsung kesiapan di Surabaya, Sidoarjo serta Gresik. Bahkan, Gubernur Jatim Soekarwo juga telah melakukan presentasi dan mempromosikan Jatim layak sebagai tuan rumah.
Vice President OCA, Lt Gen (R) Syed Arif Hasan saat di Surabaya mengaku pihaknya akan membuat laporan dan mencatat keunggulan maupun kelemahan Indonesia sebagai tuan rumah.
"Tapi saya belum bisa berkomentar apakah Surabaya layak atau tidak, sebab setelah ini tim akan ke Hanoi dan Dubai untuk mengecek persiapan disana," terangnya.
"Mewakili Komisi E, saya sangat optimistis Jatim bisa. Alasan paling utama, provinsi ini kondusif dan keamanannya terjamin. Karena ini even internasional, pasti keamanan menjadi tolok ukur," ujar anggota Komisi E DPRD Jatim Kuswanto di Surabaya, Jumat.
Selain itu, fasilitas-fasilitas di Jatim dinilai sudah menunjang dan tinggal memerlukan penambahan beberapa lagi, termasuk pembangunan stadion utama untuk pembukaan dan penutupan.
"Venue-venue olahraga, Jatim sudah punya. Tapi memang sangat diperlukan pembangunan lainnya yang lebih bagus. Apalagi ini membawa nama baik Jatim pada khususnya, dan Indonesia umumnya, di mata internasional," kata Ketua Fraksi Hanura Damai tersebut.
Kuswanto yakin, waktu tujuh tahun sudah lebih dari cukup untuk mempersiapkan segalanya, termasuk pembangunan fisik stadion atau pusat olahraga. Menurut dia, pembangunan fisik cukup tiga tahun untuk menyelesaikannya.
Hanya saja, Ketua DPW Partai Hanura Jatim tersebut meminta agar tim perencanaan atau pihak yang terlibat nantinya, benar-benar memperhatikan masalah waktu. Ini mengantisipasi kejadian atau persoalan seperti di PON XVIII Riau, tidak terjadi di Surabaya.
"Kalau benar-benar merencanakan dan mengatur waktu sebaik-baiknya, kami yakin selesai dan tidak sampai ada polemik. Termasuk proses pembangunannya. Jatim harus belajar dari pengalaman yang sudah-sudah," kata Kuswanto.
Di samping itu, lanjut dia, jangan sampai proses pembangunannya bermasalah seperti pembangunan proyek wisma atlet Hambalang, maupun proyek lainnya yang diduga dimasuki oknum-oknum tak bertanggung jawab.
Sedangkan, terkait anggaran, pihaknya memastikan akan mendukung pemerintah, namun tetap di bawah kontrol. Apalagi, nantinya APBN juga membantu hingga semua kebutuhan untuk menyelenggarakan pesta olahraga terbesar di Asia terwujud dan berjalan sukses.
Seperti diketahui, selain Surabaya, dua kota lainnya di Asia yakni Hanoi dan Dubai berebut menjadi "Host" Asian Games 2019. Nantinya, "Olympic Council of Asia" (OCA) akan menentukannya pada 8 November di Macau.
Perwakilan "OCA" sudah hadir dan meninjau langsung kesiapan di Surabaya, Sidoarjo serta Gresik. Bahkan, Gubernur Jatim Soekarwo juga telah melakukan presentasi dan mempromosikan Jatim layak sebagai tuan rumah.
Vice President OCA, Lt Gen (R) Syed Arif Hasan saat di Surabaya mengaku pihaknya akan membuat laporan dan mencatat keunggulan maupun kelemahan Indonesia sebagai tuan rumah.
"Tapi saya belum bisa berkomentar apakah Surabaya layak atau tidak, sebab setelah ini tim akan ke Hanoi dan Dubai untuk mengecek persiapan disana," terangnya.
0 comments:
Posting Komentar