Pekerjaan proyek Pengerukan sungai Purbaya di sepanjang jalan raya
Wonoayu Desa Ketimang, Kecamatan Wonoayu diduga dalam pengerjaannya
dikerjakan asal-asalan. Pasalnya lumpur hasil pengerukannya terlihat
banyak yang berceceran di sepanjang jalan Krian-Wonoayu.
Proyek pengerukan mulai perempatan Desa Pilang hingga depan markas TNI AD itu, tidak menyisakan bekas material. Ini menandakan di sana telah dilaksanakan pengerukan dengan anggaran ratusan juta rupiah dari PU Propinsi Jawa Timur.
Proyek perawatan sungai Purbaya untuk lahan pertanian itu dikerjakan secara manual, pekerja menaikan kedukan tanah dari dasar sungai dengan menggaruk bagian tanah menggunakan timba.
“Tanah yang bercampur dengan air itu selanjutnya dioper kepada pekerja yang lain untuk dibuang di bibir sungai. Terutama di depan gedung Madarasah Ibtidaiyah” ujar Jainal Warga Desa Ketimang
Termasuk juga, pekerjaan atas renovasi plengsengan yang rusak dimakan usia. Pekerjaan perawatan itu hanya diplester dengan luluh kasar tanpa dilakukan finishing dengan menggunakan semen.
Kini, pengerukan yang dilakukan sepekan yang lalu itu sudah kelihatan dangkal. Sisa-sisa tanah yang tidak dinaikan dasar sungai menumpuk di sisi kiri-kanan dalam sungai. Tumpukan tanah itu dirambati rerumputan yang menjulur ke dasar sungai.
Pendangkalan seperti ini bisa dilihat di depan SD dan MI Desa Ketimang. Di situ kelihatan seperti tidak ada pekerjaan pengerukan sungai yang oleh masyarakat sekitar dinyatakan itu sebagai proyek PU Pengairan Pemkab Sidoarjo.
Belakangan diketahui bahwa proyek pengerukan itu dengan sumber dana dari PU Propinsi Jawa Timur.” Bukan, itu bukan proyek PU Pengairan Sidoarjo. Proyek itu milik Balai Besar Propinsi Jatim,” kata Kepala Dinas PU Pengairan Pemkab Sidoarjo Ir Fatkurohman didampingi Kabid Operasioanl Ir Agus Hidayat.
Proyek pengerukan mulai perempatan Desa Pilang hingga depan markas TNI AD itu, tidak menyisakan bekas material. Ini menandakan di sana telah dilaksanakan pengerukan dengan anggaran ratusan juta rupiah dari PU Propinsi Jawa Timur.
Proyek perawatan sungai Purbaya untuk lahan pertanian itu dikerjakan secara manual, pekerja menaikan kedukan tanah dari dasar sungai dengan menggaruk bagian tanah menggunakan timba.
“Tanah yang bercampur dengan air itu selanjutnya dioper kepada pekerja yang lain untuk dibuang di bibir sungai. Terutama di depan gedung Madarasah Ibtidaiyah” ujar Jainal Warga Desa Ketimang
Termasuk juga, pekerjaan atas renovasi plengsengan yang rusak dimakan usia. Pekerjaan perawatan itu hanya diplester dengan luluh kasar tanpa dilakukan finishing dengan menggunakan semen.
Kini, pengerukan yang dilakukan sepekan yang lalu itu sudah kelihatan dangkal. Sisa-sisa tanah yang tidak dinaikan dasar sungai menumpuk di sisi kiri-kanan dalam sungai. Tumpukan tanah itu dirambati rerumputan yang menjulur ke dasar sungai.
Pendangkalan seperti ini bisa dilihat di depan SD dan MI Desa Ketimang. Di situ kelihatan seperti tidak ada pekerjaan pengerukan sungai yang oleh masyarakat sekitar dinyatakan itu sebagai proyek PU Pengairan Pemkab Sidoarjo.
Belakangan diketahui bahwa proyek pengerukan itu dengan sumber dana dari PU Propinsi Jawa Timur.” Bukan, itu bukan proyek PU Pengairan Sidoarjo. Proyek itu milik Balai Besar Propinsi Jatim,” kata Kepala Dinas PU Pengairan Pemkab Sidoarjo Ir Fatkurohman didampingi Kabid Operasioanl Ir Agus Hidayat.
0 comments:
Posting Komentar