Informasi Sidoarjo on http://www.infosda.com

Senin, 05 November 2012

Dinkes Sidoarjo, Imunisasi 400 Ribu Balita dan Anak

Pemkab Sidoarjo mewaspadai
penyakit difteri. Pada tahun 2011 lalu, di Kota
Udang ini ditemukan 38 kasus. Tahun ini dari
data Dinas Kesehatan (Dinkes) juga ditemukan
23 kasus penyakit difteri akut. Dari jumlah
tersebut, diketahui penyakit tersebut menyerang
anak-anak di bawah usia lima tahun (balita).
Seagai langkah antisipasi dan mencegah
penyebaran penyakit ini Dinkes akan
melakukan imunisasi massal. Disebut
demikian karena imunisasi akan dilakukan
pada 400 ribu balita dan anak di Sidoarjo.
“Difteri ini sangat menular dan mematikan.
Sama seperti bahaya kolera dan harus segera
dicegah dengan langkah imunisasi,” ujar
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes
Sidoarjo, kemarin.
Dengan penyebaran lewat udara, menurut
dia, difteri sulit dilakukan pencegahan. Untuk
itu salah satu cara yang ditempuh adalah
dengan imunisasi massal itu. Dengan langkah itu, harapannya
balita dan anak-anak memiliki kekebalan
melawan virus penyebab difteri.
Sebenarnya difteri ini sudah dinyatakan
Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh
Pemprov Jatim. Penyebaran penyakit
ini sudah menyerang beberapa wilayah,
di antaranya di Jombang dan Situbondo.
Sedangkan di wilayah Sidoarjo
kawasan yang tergolong banyak
ditemukan difteri adalah di kecamatan
Taman dan Candi.
Sementara itu Kepala Dinkes Ika Harnasti
menegaskan difteri adalah penyakit
yang harus diwaspadai. Menurut
dia, karena penyebarannya sangat cepat.
“Sehingga jika ditemukan dua atau tiga
balita dan anak kena difteri, bisa
langsung dinyatakan KLB,” katanya.
Ia juga meminta masyarakat mewaspadai
penyakit ini. Ika menyebut ciriciri
penyakit difteri ini di antaranya
adalah sakit tenggorokan dan suara
serak, nyeri saat menelan dan
pembengkakan kelenjar (kelenjar getah
bening membesar, red) di leher. Selain
itu juga terbentuknya sebuah membran
tebal abu-abu menutupi tenggorokan dan
amandel. Imbasnya sulit bernapas atau
napas cepat, demam, dan menggigil.
“Tanda dan gejala biasanya mulai
muncul 2-5 hari setelah seseorang
terinfeksi,” papar Ika Harnasti.
Untuk mendukung pencegahan
penyebaran difteri itu, pihaknya
bersama Departemen Kesehatan RI,
mengumpulkan petugas medis dari
rumah sakit swasta, puskesmas dan
klinik kesehatan. Selain itu juga
dilakukan sosialisasi pada perwakilan
masing-masing Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) di Pemkab Sidoarjo.
“Nantinya kita dibantu dari Departemen
Kesehatan pusat untuk melakukan
imunisasi ini. Dari 400 ribu balita
dan anak yang jadi sasaran
imunisasi, kita tergetkan bisa tercapai
95 persennya,” pungkasnya.

0 comments:

Posting Komentar

Tukar Link Disini :

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Latest Templates


Powered By Blogger
Informasi Sidoarjo 2012. Diberdayakan oleh Blogger.