Informasi Sidoarjo on http://www.infosda.com

Kamis, 08 November 2012

Polisi Siapkan Jalur Evakuasi Bila Tanggul Lapindo Sidoarjo Jebol

KONDISI tanggul yang rawan jebol, menjadi kewaspadaan
bagi Polres Sidoarjo. Dalam survei yang telah
dilakukan oleh Polres beberapa pekan lalu, memang
telah ditentukan sejumlah titik tanggul yang rawan.
Kabag Ops Polres Sidoarjo Kompol Dolly A Primanto
mengatakan kondisi lumpur saat ini memang sangat
rawan. Hal ini akan makin parah jika turun hujan yang
bisa membuat kekuatan tanggul menjadi lemah. “Kita
akan antisipasi hal tersebut,” ucapnya.
Dolly mengungkapkan yang mengkhawatirkan adalah di tanggul Desa Mindi, Kecamatan
Porong. Jarak lumpur dengan
bibir tanggul sudah mepet.
Jika ditambah air hujan, potensi
kemungkinan meluber sangat
tinggi. “Kita juga telah memantau
sejumlah titik. Namun
yang paling rawan memang
Mindi, apalagi juga dekat dengan
perbatasan warga,” terangnya.
Polisi pun sudah menyiapkan
jalur evakuasi warga. Kasat
Lantas Polres Sidoarjo AKP
Fahri A Siregar menjelaskan
jalur evakuasi dibutuhkan jika
sewaktu-waktu tanggul jebol.
Kawasan yang paling diwaspadai
adalah Desa Mindi.
“Kawasan Mindi proses evakluasi
memang harus dilakukan
karena banyak warga yang masih
bermukim di kawasan tersebut.
Kita perlu evakuasi warga
karena tanggul dekat dengan
pemukiman,” ucapnya.
Jalur alternatif juga telah siap
mulai dari Jl Mindi hingga Kalitengah
yang berada di sekitar
tanggul.
Sementara itu beberapa pihak
terkait akan melaksanakan sosialisasi
terpadu. Sosialisasi tersebut
di antaranya tentang apa
yang harus dilakukan, pengenalan
jalur-jalur evakuasi dan penyiapan
12 shelter (baca Radar
Sidoarjo edisi 7/11). “Mungkin (sosialisasi)
akan dilaksanakan 18
Desember 2012 nanti,” kata Kepala
BPBD Sidoarjo Achmad Zaini.
Sosialisasi ini diperlukan agar
warga memiliki pengetahuan
dan kesiapan sejak dini sebelum
hal terburuk dengan jebolnya
tanggul terjadi. Masalahnya,
kondisi tanggul dianggap telah
kritis antara 1 hingga 1,5 meter
dari permukaan. Lumpur tidak
bisa dialirkan ke Kali Porong
karena ada tentangan dari warga.
“Warga di dekat tanggul harus
mengikuti sosialisasi ini,”
katanya.
Dikatakan Zaini, seharusnya
BPLS dapat mengalirkan lumpur
ke Kali Porong. Konsekwensinya
tidak ada yang menghalangi
kegiatan tersebut, sehingga
dampak yang semakin
luas tidak terjadi. “Kerugian
pun bisa diminimalisir. Mereka
kukuh tidak mau memberikan
kesempatan BPLS membuang
lumpur ke Kali Porong, tetapi
konsekwensinya tanggul bisa
jebol. Maka, kerugiannya akan
besar. Padahal yang menghambat
ini sebenarnya juga akan
merugi,” terangnya.
Dikatakan, nilai ganti rugi
yang belum dibayar sekitar Rp
800 miliar. Namun kerugian
akibat jebolnya tanggul bisa
lebih dari itu. Sebab sekitar 40
jadwal perjalanan KA bisa terganggu,
selain itu jalur transportasi
lumpuh.

0 comments:

Posting Komentar

Tukar Link Disini :

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Latest Templates


Powered By Blogger
Informasi Sidoarjo 2012. Diberdayakan oleh Blogger.