Bencana di Jawa Timur (Jatim) mulai berdatangan.
Setelah banjir bandang di Bojonegoro dan sekitarnya, kini sejumlah daerah diterjang angin kencang dengan kecepatan 45-140 km/jam. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, cuaca ektrem ini imbas badai Narelle yang terjadi di Samudra Hindia dan Selatan Jawa. Dampaknya bisa dirasakan di Surabaya, Sidoarjo, Malang dan sejumlah daerah lain di Jatim.
Kamis (10/1/2013) kemarin, akibat angin kencang ini Jembatan Suramadu dua jalur roda dua (R2) selama 25 menit memaksa pengelola Jembatan Suramadu menutup dua jalur roda dua (R2) selama 25 menit. Pasalnya, angin yang terjadi berkecepatan 40-50 knot. Di Kabupaten Malang lebih parah. Sejumlah bangunan dan pohon rusak akibat terjangan angin kencang yang melanda empat kecamatan. Yakni, Sumbermanjing Wetan, Dampit, Gondanglegi dan Ngajum. Bahkan, menelan korban jiwa, yakni Hj Siti Aminah (80), warga Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, akibat tertimpa pohon saat akan berangkat ke sawah.
Di Sidoarjo juga sama. Seorang kuli bangunan tewas akibat tembok setinggi 3 meter tiba-tiba ambruk akibat terjangan angin di Siring Barat RT 3 RW 1 Porong, Sidoarjo. Korban diketahui bernama Sukarno asal Bojonegoro. Kejadiannya sekitar pukul 15.30 WIB. "Korban sebelum tertimpa tembok sempat memperingatkan saya dan 3 orang temannya untuk segera menyingkir. Tapi saat tembok runtuh justru dia tidak cepat pergi, padahal kita langsung lari waktu diperingatkan," cerita Lamidin, warga setempat.
Angin kencang juga menerjang Ponorogo yang menyebabkan beberapa rumah ambruk rata tanah dan seorang warga terluka tertimpa pohon dijalanan yang tumbang. Ini terlihat petang kemarin di Desa Dayakan, Kecamatan Badegan. Dampak badai Narelle ini juga dialami kapal tangker milik PT Pertamina yang kandas diterjang gelombang besar, hingga terpaksa bersandar di sekitar Perairan Kalbut, Situbondo.
Kapal tangker MT AEGAS itu terseret hingga ke tepian pantai Pesisir Kali Asin, di Tanjung Pecinan Kecamatan Mangaran. Kini, onggokan kapal tangker yang dinakhodai Capt Lessyl George menjadi tontonan warga setempat. "Saat kejadian cuaca cerah, tapi kecepatan angin sekitar 30-40 knot dan gelombang laut 3 meter," kata Kepala Kantor UPP kelas III Kalbut, Anshori. 20 ABK tertahan di atas kapal akibat kejadian ini.
Sementara itu, pantauan di jembatan Suramadu, keputusan menutup jembatan sepanjang 5,4 km itu dimulai sejak pukul 10.15 hingga 10.40 WIB. "Demi keselamatan pengendara roda dua, dua jalur roda dua kami tutup selama 25 menit," ungkap Kepala Shift Gerbang Surmadu Suharyono melalui staf Sukiman.
Menurutnya, dengan kecepatan angin mencapai 40-50 knot seperti tertera pada animometer, sangat riskan untu roda melanjutkan perjalanan. "Ketika kecepatan angin sudah mencapai 70 km/jam, maka kendaraan roda empat juga tidak diperbolehkan menyeberang," jelasnya.
Ia menambahkan, potensi ditutupnya Jembatan Suramadu masih ada. Pasalnya, diprediksi kecepatan angin masih bisa terjadi. Akibat penutupan itu, pengendara memilih berhenti di warung-warung tenda untuk sekedar bersantai sambil minum kopi.
"Tadi sempat ditutup. Tidak masalah. Itu juga demi kebaikan para pengguna jasa penyeberangan Suramadu," singkat pengendara R2 Moh Yakin (25), asal Kecamatan Tanah Merah yang tengah bersiap-siap melanjutkan perjalanan.
Meski begitu, lalulintas penerbangan di Bandara Internasional (BIJ) Juanda tetap normal. "Untuk penerbangan tidak ada masalah, masih normal," jelas Manager Operasi BIJ Syahroni Efendi. Pihaknya mengakui, jika saat ini angin berhembus kencang di sejumlah wilayah di Jawa Timur, termasuk pula di kawasan Juanda. Hanya saja, angin yang bertiup dari arah Barat ke Timur ini take off dan landing pesawat berubah dari biasanya. Bila selama ini take off ke arah Timur kini di balik menantang arah angin dengan mengambil posisi take off ke arah Barat.
Setelah banjir bandang di Bojonegoro dan sekitarnya, kini sejumlah daerah diterjang angin kencang dengan kecepatan 45-140 km/jam. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, cuaca ektrem ini imbas badai Narelle yang terjadi di Samudra Hindia dan Selatan Jawa. Dampaknya bisa dirasakan di Surabaya, Sidoarjo, Malang dan sejumlah daerah lain di Jatim.
Kamis (10/1/2013) kemarin, akibat angin kencang ini Jembatan Suramadu dua jalur roda dua (R2) selama 25 menit memaksa pengelola Jembatan Suramadu menutup dua jalur roda dua (R2) selama 25 menit. Pasalnya, angin yang terjadi berkecepatan 40-50 knot. Di Kabupaten Malang lebih parah. Sejumlah bangunan dan pohon rusak akibat terjangan angin kencang yang melanda empat kecamatan. Yakni, Sumbermanjing Wetan, Dampit, Gondanglegi dan Ngajum. Bahkan, menelan korban jiwa, yakni Hj Siti Aminah (80), warga Desa Srimulyo, Kecamatan Dampit, akibat tertimpa pohon saat akan berangkat ke sawah.
Di Sidoarjo juga sama. Seorang kuli bangunan tewas akibat tembok setinggi 3 meter tiba-tiba ambruk akibat terjangan angin di Siring Barat RT 3 RW 1 Porong, Sidoarjo. Korban diketahui bernama Sukarno asal Bojonegoro. Kejadiannya sekitar pukul 15.30 WIB. "Korban sebelum tertimpa tembok sempat memperingatkan saya dan 3 orang temannya untuk segera menyingkir. Tapi saat tembok runtuh justru dia tidak cepat pergi, padahal kita langsung lari waktu diperingatkan," cerita Lamidin, warga setempat.
Angin kencang juga menerjang Ponorogo yang menyebabkan beberapa rumah ambruk rata tanah dan seorang warga terluka tertimpa pohon dijalanan yang tumbang. Ini terlihat petang kemarin di Desa Dayakan, Kecamatan Badegan. Dampak badai Narelle ini juga dialami kapal tangker milik PT Pertamina yang kandas diterjang gelombang besar, hingga terpaksa bersandar di sekitar Perairan Kalbut, Situbondo.
Kapal tangker MT AEGAS itu terseret hingga ke tepian pantai Pesisir Kali Asin, di Tanjung Pecinan Kecamatan Mangaran. Kini, onggokan kapal tangker yang dinakhodai Capt Lessyl George menjadi tontonan warga setempat. "Saat kejadian cuaca cerah, tapi kecepatan angin sekitar 30-40 knot dan gelombang laut 3 meter," kata Kepala Kantor UPP kelas III Kalbut, Anshori. 20 ABK tertahan di atas kapal akibat kejadian ini.
Sementara itu, pantauan di jembatan Suramadu, keputusan menutup jembatan sepanjang 5,4 km itu dimulai sejak pukul 10.15 hingga 10.40 WIB. "Demi keselamatan pengendara roda dua, dua jalur roda dua kami tutup selama 25 menit," ungkap Kepala Shift Gerbang Surmadu Suharyono melalui staf Sukiman.
Menurutnya, dengan kecepatan angin mencapai 40-50 knot seperti tertera pada animometer, sangat riskan untu roda melanjutkan perjalanan. "Ketika kecepatan angin sudah mencapai 70 km/jam, maka kendaraan roda empat juga tidak diperbolehkan menyeberang," jelasnya.
Ia menambahkan, potensi ditutupnya Jembatan Suramadu masih ada. Pasalnya, diprediksi kecepatan angin masih bisa terjadi. Akibat penutupan itu, pengendara memilih berhenti di warung-warung tenda untuk sekedar bersantai sambil minum kopi.
"Tadi sempat ditutup. Tidak masalah. Itu juga demi kebaikan para pengguna jasa penyeberangan Suramadu," singkat pengendara R2 Moh Yakin (25), asal Kecamatan Tanah Merah yang tengah bersiap-siap melanjutkan perjalanan.
Meski begitu, lalulintas penerbangan di Bandara Internasional (BIJ) Juanda tetap normal. "Untuk penerbangan tidak ada masalah, masih normal," jelas Manager Operasi BIJ Syahroni Efendi. Pihaknya mengakui, jika saat ini angin berhembus kencang di sejumlah wilayah di Jawa Timur, termasuk pula di kawasan Juanda. Hanya saja, angin yang bertiup dari arah Barat ke Timur ini take off dan landing pesawat berubah dari biasanya. Bila selama ini take off ke arah Timur kini di balik menantang arah angin dengan mengambil posisi take off ke arah Barat.
0 comments:
Posting Komentar