SIDOARJO (beritasidoarjo.com)
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo meraih penghargaan sebagai
pelopor pembudayaan Pendidikan Inklusif di Indonesia dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI).
Penghargaan diberikan langsung oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Prof. Dr. Ir. Mohammad
Nuh, DEA kepada Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah SH,M.Hum di Ballroom
Madina Hotel Utami dalam kegiatan Deklarasi Kabupaten Pendidikan
Inklusif Pemkab Sidoarjo, Sabtu (26/1/2013).
Mohammad Nuh, memberikan penghargaan dan
apresiasinya terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Sidoarjo atas
komitmennya dalam mengembangkan dunia pendidikan.
“Kami memberikan dukungan penuh terhadap
Sidoarjo yang telah mendeklarasikan sebagai kabupaten pendidikan
inklusif dan pemimpin pendidikan inklusif,” katanya.
Menurut Mohammad Nuh bahwa dalam dunia pendidikan inklusif tidak ada lagi perbedaan bagi anak-anak untuk menikmati pendidikan.
“Siapa saja memiliki hak dan kesempatan
tanpa harus di berlakukan secara berbeda, baik itu berbeda secara fisik
maupun financial. Dan Sidoarjo menjadi garda terdepan untuk pendidikan
inklusif,” ucapnya.
Bupati Sidoarjo H. Saiful Ilah
mengatakan bahwa pendidikan inklusif merupakan suatu pendekatan
pendidikan yang inovatif dan strategis untuk memperluas akses pendidikan
bagi semua anak berkebutuhan khusus, termasuk anak penyandang cacat.
“Dalam konteks yang lebih luas
pendidikan inklusif juga dapat dimaknai sebagai satu bentuk reformasi
pendidikan yang menekankan sikap anti diskriminasi, perjuangan,
persamaan hak dan kesempatan, keadilan, dan perluasan akses pendidikan
bagi semua,” tuturnya.
Hal itu merupakan upaya strategis dalam
menuntaskan wajib belajar 9 tahun dan sebagai upaya untuk merubah sikap
masyarakat terhadap anak-anak berkebutuhan khusus.
Saat ini di Kabupaten Sidoarjo terdapat
134 lembaga penyelenggara pendidikan inklusif, diantaranya terdiri dari
17 lembaga Kelompok Bermain, 24 Taman Kanak Kanak, 1 Roudhlatul Atfhfal,
65 Sekolah Dasar, 25 Sekolah Menengah Pertama dan 2 Sekolah Menengah
Atas.
“Lembaga penyelenggara pendidikan
inklusif tersebut telah melayani sebanyak 469 siswa berkebutuhan khusus
dengan didampingi 31 Guru Pembimbing Khusus,” terang H. Saiful Ilah.
0 comments:
Posting Komentar